Palu
– Jumat (17/11) Berkeinginan untuk menyatukan tali silaturahmi antar masyarakat
sekitar, mendorong Pak Hamdy Ali selaku ketua Sanggar Libu Seni Lembantovea dan
warga sekitar untuk mendirikan Sanggar Seni yang kemudian berkembang menjadi
Sanggar Libu Seni Lembantovea, nama tersebut berasal dari nama orang tua dan
karena sanngar seni ini berada di wilayah lembana. Diresmikan pada tanggah 28
Februari 2012.
Saat ini Sanggar Libu
Seni Lembantovea berlokasi di Jl. Kalora, kelurahan nunu, kecamatan tatanga, Palu, Sulawesi Tengah. Awal pembentukan
sanggar ini bermula pada saat kerusuhan antara nunu dan tavanjuka, karena para
orang tua merasa sangat cemas bila
anaknya ikut terlibat dalam kerusuhan tersebut, jadi Pak Hamdy dan masyarakat
sekitar berinisiatif untuk membuat sanggar seni ini, agar para anak-anak muda
yang bertempat tinggal di sekitar lembana memiliki kegiatan atau aktifitas yang
positif.
Sampai saat ini anggota
Sanggar Libu Seni Lembantovea memiliki anggota kurang lebih sebanyak 50 orang,
yang berumur sekitar 14 tahun hingga 20 tahun keatas. Terdapat 3 alat musik
yang diperoleh dari bantuan kementerian sosial yaitu alat musik gitar, lalove
dan jimbe. Genre yang dimainkan adalah music ethnic kaili.
Sampai saat ini
aktivitas rutin yang sering dilakukan adalah latihan, untuk waktu dekat ini
Sanggar Libu Seni Lembantovea diundang oleh sanggar yang berada di lasoani
tepatnya pada tanggal 12 desember mendatang. Sanggar ini sudah seringkali di
undang untuk perform. Pernah di undang dalam kegiatan siaran langsung di TVRI
Palu, acara di Polres Palu, acara partai, siaran langsung di RRI Palu .
Walaupun sanggar seni
ini seringkali di undang dalam acara-acara tetapi tidak pernah mematok tarif
dalam setiap performnya. Sanggar Libu Seni Lembantovea memiliki tujuan untuk
mengangkat budaya kota Palu, mempersatukan tali silahturahmi dengan sanggar
seni lain dan agar dapat terus berkarya.
Dalam kelancaran
pembentukan sanggar seni ini, ada juga pihak kepolisian yang turut mendukung,
bapak AKP Sudjoko, SH yang pada saat menjabat sebagai Kasat Binmas Polres palu
yang juga berperan dalam pembentukan sanggar seni ini. Beliau menghimbau dan
mengajak “agar para pemuda di kelurahan nunu bisa mengembalikan nama baik,
karena selama ini wilayah nunu dianggap wilayah rawan konflik dan agar para
pemuda mengisi waktunya dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Dengan melalui
sanggar seni yang menampilkan lagu-lagu ethnic kaili yang mengajak dan
melestarikan budaya nenek moyang yang pemberani, cinta damai dan menghargai
orang”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar